Kereta Sleeper Class Inovasi PT KAI

By Ry - November 09, 2019

Di era serba cepat, instan, dan menuntut mobilitas tinggi seperti saat ini, tidak semua orang merasa perlu untuk selalu terburu-buru, termasuk untuk sampai ke suatu tempat tujuan ketika liburan atau berpergian.  Terkadang alat transportasi yang memakan waktu berjam-jam dibandingkan pesawat, lebih menarik untuk ditumpangi, karena bukan waktu yang memotivasi mereka ketika memilih transportasi liburan, tapi juga kenangan.

 

Nostalgia di masa informasi berlimpah bak banjir bandang seperti saat ini adalah sesuatu yang mudah saja dilakukan. Media sosial adalah kanal yang mempertemukan orang dengan momen-momen bersejarah milik mereka. Orang-orang dapat dengan mudah menemukan serpihan kenangan mereka pada foto-foto yang terpampang di laman muka Facebook atau Instagram mereka, tetapi sensasi yang berbeda dirasakan jika kita bernostalgia lewat suasana dan suara yang langsung dirasakan oleh seluruh panca indera kita. Sebagaimana nuansa nostalgia yang bangkit tanpa diundang, ketika mendengar suara peluit kondektur kereta api, suara laju kereta beradu dengan relnya, dan pemandangan di luar jendela kereta yang pelan-pelan berubah dari pemukiman padat perkotaan menjadi hijau lembah pegunungan dari atas jembatan. Sensasi yang mahal dan tak akan mampu ditandingi oleh pengalaman menaiki pesawat jet pribadi sekalipun!

Segala yang terkait perasaan seperti inilah yang disebut Tobias Brosch, dkk, dalam artikel mereka berjudul Impact of Emotion on Perception, Attention, Memory, dan Decision-Making, bahwa yang memengaruhi manusia dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan memilih moda transportasi apa untuk berpergian adalah emosional yang terkait dengan memori.

Menjual nostalgia dan kenangan. Hal inilah yang rupanya menjadi daya tarik yang ditawarkan oleh PT. KAI hingga beragam jenis pelayanan baru PT KAI, laris manis diserbu peminatnya. Contohnya saja kereta sleeper class yang diluncurkan saat mudik lebaran 2019, yaitu Luxury 1 dan Luxury 2 yang tingkat okupansinya masing-masing 106,4% dengan volume penumpang sampai 1.686 orang dan 81,9% dengan penumpang sebanyak 4.690 orang.

Kereta Luxury 1 adalah satu rangkaian kereta  dengan KA Argo Bromo Anggrek dengan rute Gambir-Stasiun Surabaya Pasarturi PP, sedangkan kereta Luxury 2 dirangkaikan dengan KA Argo Lawu rute Gambir-Solo Balapan PP, KA Argo Dwipangga rute Gambir-Solo Balapan PP, KA Taksaka rute Gambir-Yogyakarta PP, dan KA Gajayana rute Gambir-Malang PP. Rangkaian kereta Luxury tersebut menuju lima kota yang memang menjadi tujuan wisata favorit di Pulau Jawa: Surabaya, Solo, Yogyakarta, Malang, dan tentu saja Jakarta.

www.travel.tribunnews.com


Harga yang berkisar dari 1,2 juta rupiah sampai 1,35 juta rupiah adalah setara dengan harga tiket penerbangan ekonomi menuju llima kota itu. Akan tetapi, lama perjalanan selama penerbangan tidak sebanding dengan momen kontemplasi diri yang sering kali terjadi ketika menikmati pemandangan di luar kaca jendela kereta. Entah sudah berapa banyak puisi, kisah cinta, dan kisah-kisah unik terjadi selama perjalanan di kereta. Enam jam perjalanan, suara deru kereta, ditemani buku yang bergizi atau musik kenangan. Mantap jiwa!

Apalagi, fasilitas yang ditawarkan kereta Luxury tidak kalah dengan kelas bisnis sebuah maskapai penerbangan: kursi yang bisa direbahkan hingga 140 derajat secara elektrik dan diputar 180 derajat, sandaran kaki elektrik, televisi, USB charging power source, foldable food tray, bantal, selimut, handuk wajah, train attendance button, lampu baca, makanan berat, minuman, serta makanan penutup selama perjalanan. Wah!

Maka, tak heran inovasi PT KAI yang satu ini begitu laris diminati penumpangnya yang jelas bukan dari kalangan menengah ke bawah. Bisa jadi mayoritas penumpangnya adalah mereka yang telah sukses berkarir dan sedang mengenang masa-masa perjuangan di masa muda ketika dahulu naik kereta berhimpit-himpit, tidur di sela-sela antar bangku kereta, atau bahkan pernah bersembunyi di toilet ketika menghindari petugas pengecekan tiket. Dan mereka ingin mengulang masa-masa berkereta dahulu dengan sensasi yang sedikit berbeda. Tentu saja dampak yang diharapkan juga adalah semakin terdongkrak Pendapatan Asli Daerah rute tujuan kereta Luxury 1 dan 2. 

IG kemenhub: @kemenhub151
www.dephub.go.id

  • Share:

You Might Also Like

2 Comments