Di era serba cepat, instan, dan
menuntut mobilitas tinggi seperti saat ini, tidak semua orang merasa perlu
untuk selalu terburu-buru, termasuk untuk sampai ke suatu tempat tujuan ketika
liburan atau berpergian. Terkadang alat
transportasi yang memakan waktu berjam-jam dibandingkan pesawat, lebih menarik
untuk ditumpangi, karena bukan waktu yang memotivasi mereka ketika memilih
transportasi liburan, tapi juga kenangan.
Nostalgia di masa informasi
berlimpah bak banjir bandang seperti saat ini adalah sesuatu yang mudah saja
dilakukan. Media sosial adalah kanal yang mempertemukan orang dengan
momen-momen bersejarah milik mereka. Orang-orang dapat dengan mudah menemukan
serpihan kenangan mereka pada foto-foto yang terpampang di laman muka Facebook
atau Instagram mereka, tetapi sensasi yang berbeda dirasakan jika kita
bernostalgia lewat suasana dan suara yang langsung dirasakan oleh seluruh panca
indera kita. Sebagaimana nuansa nostalgia yang bangkit tanpa diundang, ketika
mendengar suara peluit kondektur kereta api, suara laju kereta beradu dengan
relnya, dan pemandangan di luar jendela kereta yang pelan-pelan berubah dari
pemukiman padat perkotaan menjadi hijau lembah pegunungan dari atas jembatan.
Sensasi yang mahal dan tak akan mampu ditandingi oleh pengalaman menaiki
pesawat jet pribadi sekalipun!
Segala yang terkait perasaan seperti
inilah yang disebut Tobias Brosch, dkk, dalam artikel mereka berjudul Impact of Emotion on Perception, Attention,
Memory, dan Decision-Making, bahwa yang memengaruhi manusia dalam mengambil
keputusan, termasuk keputusan memilih moda transportasi apa untuk berpergian
adalah emosional yang terkait dengan memori.
Menjual nostalgia dan kenangan. Hal
inilah yang rupanya menjadi daya tarik yang ditawarkan oleh PT. KAI hingga beragam
jenis pelayanan baru PT KAI, laris manis diserbu peminatnya. Contohnya saja
kereta sleeper class yang diluncurkan
saat mudik lebaran 2019, yaitu Luxury 1 dan Luxury 2 yang tingkat okupansinya
masing-masing 106,4% dengan volume penumpang sampai 1.686 orang dan 81,9%
dengan penumpang sebanyak 4.690 orang.
Kereta Luxury 1 adalah satu
rangkaian kereta dengan KA Argo Bromo
Anggrek dengan rute Gambir-Stasiun Surabaya Pasarturi PP, sedangkan kereta
Luxury 2 dirangkaikan dengan KA Argo Lawu rute Gambir-Solo Balapan PP, KA Argo
Dwipangga rute Gambir-Solo Balapan PP, KA Taksaka rute Gambir-Yogyakarta PP,
dan KA Gajayana rute Gambir-Malang PP. Rangkaian kereta Luxury tersebut menuju
lima kota yang memang menjadi tujuan wisata favorit di Pulau Jawa: Surabaya,
Solo, Yogyakarta, Malang, dan tentu saja Jakarta.
Harga yang berkisar dari 1,2 juta
rupiah sampai 1,35 juta rupiah adalah setara dengan harga tiket penerbangan
ekonomi menuju llima kota itu. Akan tetapi, lama perjalanan selama penerbangan
tidak sebanding dengan momen kontemplasi diri yang sering kali terjadi ketika
menikmati pemandangan di luar kaca jendela kereta. Entah sudah berapa banyak
puisi, kisah cinta, dan kisah-kisah unik terjadi selama perjalanan di kereta.
Enam jam perjalanan, suara deru kereta, ditemani buku yang bergizi atau musik
kenangan. Mantap jiwa!
Apalagi, fasilitas yang ditawarkan
kereta Luxury tidak kalah dengan kelas bisnis sebuah maskapai penerbangan:
kursi yang bisa direbahkan hingga 140 derajat secara elektrik dan diputar 180
derajat, sandaran kaki elektrik, televisi, USB
charging power source, foldable food tray, bantal, selimut, handuk wajah, train attendance button, lampu baca,
makanan berat, minuman, serta makanan penutup selama perjalanan. Wah!
Maka, tak heran inovasi PT KAI yang
satu ini begitu laris diminati penumpangnya yang jelas bukan dari kalangan
menengah ke bawah. Bisa jadi mayoritas penumpangnya adalah mereka yang telah
sukses berkarir dan sedang mengenang masa-masa perjuangan di masa muda ketika
dahulu naik kereta berhimpit-himpit, tidur di sela-sela antar bangku kereta,
atau bahkan pernah bersembunyi di toilet ketika menghindari petugas pengecekan
tiket. Dan mereka ingin mengulang masa-masa berkereta dahulu dengan sensasi
yang sedikit berbeda. Tentu saja dampak yang diharapkan juga adalah semakin
terdongkrak Pendapatan Asli Daerah rute tujuan kereta Luxury 1 dan 2.
IG kemenhub: @kemenhub151
www.dephub.go.id
IG kemenhub: @kemenhub151
www.dephub.go.id
2 Comments
Keren banget sih kaka artikelnya, jadi pengen belajar nulis kaya kaka deh
BalasHapusmakasih yaa
Hapus