Benarkah Obat TB Gratis?

By RFR - April 18, 2014



Lelaki tua itu dengan sabar masih menunggu di depan loket pengambilan obat. Dadanya yang sempit dan tubuh kurusnya tertutup oleh kemeja lusuh yang berwarna biru pudar dan bagian lengannya sengaja digulung. Kopiah berwarna hitam di kepalanya sedikit miring. Sesekali dia terbatuk sambil menutupi mulutnya dengan sehelai sapu tangan yang terus ia genggam di tangan kanannya. Ia datang sendiri ke Puskesmas. Bapak itu duduk tepat di samping saya saat ingin menebus obat di Puskesmas dekat kos saya beberapa tahun lalu. Dari percakapan sesama pasien dengan bapak itu, yang saya lupa namanya, saya tahu bahwa beliau menderita tuberkulosis. Entah kenapa saat itu saya tidak terpikir sama sekali untuk sedikit menjauh supaya tidak tertular. Mungkin karena sedang pusing-pusingnya jadi tidak sempat berpikir yang aneh-aneh (Saat itu saya sedang migrain).
Dari penampilan beliau, terlihat bahwa beliau sama seperti saya saat itu yang baru lulus kuliah, pasien dengan uang pas-pasan untuk menebus kesehatan, bahkan mungkin termasuk pasien kurang mampu. Pada tahun itu obat tuberkulosis di Puskesmas masih harus bayar. Meski hanya beberapa ribu, tetapi tetap saja, nominal itu bisa digunakan untuk hal lain yang masih menjadi kebutuhan primer si bapak.
Lain lagi dengan kisah mertua teman saya yang menderita TB. Beliau berdomisili di Karawang. Tidak seperti di jakarta, di daerah itu seorang penderita TB bisa mengeluarkan biaya sampai ratusan ribu untuk pengobatannya. Kenalan saya yang lain pernah menderita TB, dan saat itu dia tidak berobat di pusat pelayanan kesehatan milik pemerintah sehingga biaya berobatnya membengkak sampai jutaan. Untuk uji lab, dia mengaku mengeluarkan dana sampai delapan ratus ribuan, dan itu pun sudah beberapa tahun lalu. Entah berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan bila berobat TB di instansi swasta.
Hingga kini, kasus TB masih terus saja terjadi dan tentu saja menjadi masalah kesehatan masyarakat yang tinggi di Indonesia. Terbukti Indonesia masih menduduki peringkat 4 dengan jumlah penderita TB terbesar. Masih banyak pula pasien-pasien seperti bapak tadi yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Apalagi pola hidup sehat, lingkungan yang tidak sehat, dan gizi yang buruk mendorong penyebaran dan pemburukan kondisi penyakit ini.
                Sebuah penelitian menyebutkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan penyakit ini di negara-negara Uni Eropa adalah sekitar 7848 Euro per orang[1], sedangkan di Indonesia biaya pengobatan TB biasa (yang belum mencapai sakit level TB resisten) adalah dua juta dan TB yang resisten terhadap pengobatan senilai ratusan juta[2]. Jumlah yang fantastis Ini tentu menjadi masalah buat para penderita TB yang memang sebagian besar berasal dari kalangan tidak mampu. Bila para penderita TB dibiarkan begitu saja tanpa dibantu pengobatannya karena terkendala biaya, bukan tidak mungkin peringkat Indonesia bisa naik lagi ke posisi 3 besar negara dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia.
                Namun, kabar baiknya, pemerintah telah memperhitungkan itu semua dan berkomitmen untuk pengobatan penderita TB. Artinya, obat TB sudah bisa didapatkan secara GRATIS untuk para penderita TB biasa maupun TB dengan resistensi (TB yang tidak mempan dengan obat TB biasa)! Jadi, bila Anda mengalami gejala-gejala yang dicurigai mengarah ke TB, langsung saja datang ke fasilitas kesehatan milik pemerintah untuk mendapatkan pemeriksaan sekaligus pengobatan gratis. Tidak usah lagi kita menahan-nahan diri untuk berobat karena takut akan “dirampok” uangnya untuk menebus obat.
Kembali ke persoalan judul artikel di atas, “Benarkah Obat TB Gratis?” dengan lugas bisa saya katakan, “Ya! Tentu saja!”

 


[2] http://www.tempo.co/read/news/2013/08/10/060503471/TBC-Superbandeli-Gratis-Pengobatan-Rp-160-Juta-i2i

  • Share:

You Might Also Like

2 Comments

  1. Benar sekali, obat TB itu gratis, saya tau karena saya pernah mengalaminya. Makanya, jangan patah semangat apalagi sampai putus asa untuk sembuh dari TB, karena obat TB itu gratis.

    Kunjungan balik ya ?

    BalasHapus