Penyuluhan TB di Sekolah: Cara Efektif Menemukan Penderita TB

By RFR - April 05, 2014


TB merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Gejala utama TB berupa batuk berdahak yang berkepanjangan disertai dahak yang berdarah, penurunan berat badan yang signifikan, keletihan yang sangat, keringat di waktu malam, dan demam. Meskipun ada juga penyakit lain dengan gejala yang serupa, tetapi bila kita mengalami gejala seperti yang telah disebutkan tadi, kita perlu waspada dan memeriksakan kesehatan langsung ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.

Mengapa? Karena TB merupakan penyakit yang cukup menakutkan. TB memakan korban paling banyak di Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara ke-4 dengan jumlah penderita TB terbesar. Diperkirakan ada 0,4 – 0,5 juta orang penderita di Indonesia (WHO). Angka ini diperkirakan masih lebih kecil dari faktanya di lapangan, dalam artian angka ini hanya mencakup jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO saja. Bagaimana dengan penderita yang belum terdeteksi? Bagaimana cara menemukan mereka? Apalagi penyakit ini bersifat mudah menular lewat kontaminasi butir air ludah penderita di udara. Bila penderita TB tidak segera ditemukan dan diberikan pengobatan yang layak, tanpa sadar, mereka akan menularkan penyakitnya pada orang lain.

Dalam buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, kegiatan penemuan pasien mencakup pencarian terduga penderita TB, diagnosis penyakit, penentuan klasifikasi TB dan tipe pasien. Dari informasi tersebut kita bisa lihat bahwa memang penemuan pasien merupakan langkah pertama dalam penanggulangan TB karena dianggap dapat menurunkan kesakitan dan kematian, dan juga mencegah penularan lebih lanjut di komunitas masyarakat.

Selama ini penemuan penderita TB paling efektif secara biaya adalah melalui penyuluhan kesehatan. Dan biasanya penyuluhan itu dilakukan di tengah masyarakat biasa, lewat ibu-ibu PKK dan komunitas sosial kemasyarakatan lainnya. Sekolah kurang dilirik dalam kegiatan penyuluhan kesehatan semacam ini. Padahal, penyuluhan ke sekolah ini dapat berjalan efektif karena masyarakat akademisi sekolah cenderung terbuka dan proaktif.

Penyuluhan dapat diberikan ke orangtua murid saat pengambilan rapot misalnya, sedangkan penyuluhan pada anak sekolah dapat dilakukan setiap saat. Dengan pemberian penyuluhan ini diharapkan orangtua dan murid menjadi lebih waspada terhadap gejala penyakit TB yang bisa saja dialami mereka ataupun orang-orang terdekat mereka. Dan mengetahui tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah TB dan juga tindakan apa saja yang harus dilakukan bila mengalami gejala seperti TB. Apalagi bila masyarakat sekolah juga dilibatkan sebagai agen penyuluh untuk menemukan penderita TB secara aktif dari pintu ke pintu di sekitar wilayah domisili mereka.



">

  • Share:

You Might Also Like

3 Comments

  1. TB = Tubercolosis, selama ini masih dianggap penyakit kutukan yang hanya diderita oleh orang miskin. Sehingga jarnag sekali orang kesehatan yang peduli terhadap ini. hmmmm dengan adanya tulisan ini, bisa menjadi alternatif yang membuat orang memahami penyakit ini dan jadinya nanti peduli...

    nice artikel

    BalasHapus
  2. Terima kasih kunjungannya y

    BalasHapus
  3. banyak lagi menulis artikel yang beginian mba..ini sangat membantu untuk masyarakat awam yang jarang dijamah oleh para dokter dalam bentuk penyuluhan

    BalasHapus