Tuberkulosis: Apa Gejalanya dan Apa yang Harus Kita Lakukan?

By RFR - April 05, 2014

Istilah TB mungkin agak asing di telinga, tetapi kalau ditambahkan satu huruf C menjadi TBC, mungkin sebagian besar dari kita telah sangat mengenalnya. Ya, TB sama dengan TBC. Dari laman Fanspage Facebook TB Indonesia, terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa memang istilah TBC telah berubah menjadi TB terjadi tahun 1973 oleh Ikatan Dokter Paru Indonesia.

TB sendiri adalah singkatan dari Tuberkulosis, penyakit menular yang terjadi karena infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini merupakan bakteri berbentuk batang yang aerobik (artinya membutuhkan udara untuk hidup) dan tahan asam. Pertumbuhan bakteri ini memang lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet. Artinya bakteri ini tidak tahan terkena sinar matahari. Penularan TB melalui droplet (titik) air ludah yang terhirup oleh orang di sekitarnya. Jadi, sekedar memegang pakaian mereka atau bersalaman dengan penderita TB tidaklah menularkan penyakit ini. 

Penyebaran TB dalam tubuh dapat mencapai seluruh bagian tubuh manusia, tidak terbatas pada paru saja, yaitu mulai dari ginjal, tulang, nodus limfatik, dan otak. Infeksi awal terjadi setelah 2 – 10 minggu pajanan dengan bakteri tersebut. Penyakit baru aktif bila imunitas pasien menurun dan basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman (tidur atau tidak aktif).

Di dunia, TB kebanyakan menyerang laki-laki, tetapi TB masih disinyalir menduduki tiga besar penyebab kematian pada perempuan. Pada anak, ada estimasi sebesar 530.000 pengidap TB adalah anak di bawah 15 tahun, Kasus TB terbesar terdapat di Asia Tenggara (29%), Afrika (27%), dan wilayah Pasifik Barat (19%). Peringat tertinggi untuk jumlah penderita TB adalah India, China, Afrika Selatan, dan Indonesia.


 Penyebaran TB di Seluruh Dunia (Sumber WHO: 2013)

Di Indonesia, Tuberkulosis (TB) paru merupakan masalah kesehatan yang sangat serius. Penyakit infeksi ini memakan korban meninggal paling banyak di Indonesia setelah penyakit jantung. Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat ke-4 dalam hal jumlah penderita TB paru terbanyak di dunia, yaitu diperkirakan 0,4 – 0,5 juta orang penderita (WHO). Dalam laporan TB global, estimasi kematian karena TB di Indonesia adalah sebesar 67.000 jiwa (tanpa ko-infeksi/infeksi ikutan HIV-TB) dan 2.100 kematian karena ko-infeksi HIV-TB. 

Lalu apa saja gejala TB paru? 

Gejala utama TB paru adalah batuk berdahak berkepanjangan 2-3 minggu atau lebih. Lalu disertai gejala tambahan seperti dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise (merasa keletihan), berkeringat malam hari meskipun tidak ada kegiatan fisik, serta demam meriang lebih dari satu bulan (Buku Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis: 2006)

Akan tetapi, gejala-gejala di atas juga terjadi pula pada penyakit lain seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan pemastian agar kita benar-benar tahu gejala di atas benar-benar gejala TB atau bukan, yaitu dengan pemeriksaan mikroskopik dan foto ronsen.

Jadi, bila kita mengalami gejala seperti di atas, Anda perlu waspada. Datangi saja langsung Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terdekat Anda. Bisa ke Puskesmas, Rumah Sakit Daerah, atau mungkin Klinik Dokter Swasta. Namun, lebih disarankan datanglah ke UPK milik Pemerintah untuk mendapatkan pelayanan gratis dan sekaligus berkualitas. Apalagi dengan adanya BPJS sekarang dan TB termasuk penyakit yang obatnya menggunakan obat program pemerintah.

Lalu bagaimana kalau orang-orang terdekat kita mengalami gejala yang mengindikasikan penyakit TB? Ajaklah mereka untuk memeriksakan kesehatannya ke UPK milik pemerintah dan petugas di UPK tersebut akan dengan tanggap membantu Anda dan orang terdekat Anda itu untuk memastikan indikasi sebenarnya dengan cara pemeriksaan laboratorium.

Dengan memeriksakan segera kesehatan Anda dan orang terdekat Anda saat mengalami gejala di atas, Anda telah ikut andil dalam usaha penemuan penderita TB dan penanggulangan penyakit ini di Indonesia.

(Diolah dari berbagai sumber)
">

  • Share:

You Might Also Like

0 Comments