Barang kali peribahasa “what doesn’t kill you makes you stonger” berlaku juga untuk bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Kuman M. tuberkulosis yang tidak mati saat ditangani dengan pemberian obat TB, akan jadi lebih kuat dan tidak mempan lagi bila dibasmi dengan obat TB 'biasa'. Kondisi itu dinamakan resisten dan TB resisten obat merupakan penyakit TB yang lebih menakutkan karena membutuhkan obat yang lebih kuat dan lebih mahal untuk menanganinya.
Tuberkulosis
resisten obat disebabkan oleh bakteri M.
tuberkulosis yang resisten terhadap sekurang-kurangnya satu obat TB lini
pertama. Ada juga jenis TB yang resisten terhadap banyak obat atau multi-drug
resistant TB. Jenis TB ini resisten terhadap lebih dari satu obat TB lini
pertama. Sekurang-kurangnya jenis TB multi-drug ini resisten terhadap dua jenis
obat TB lini pertama, yaitu isoniazid dan rifampisin. Akibat dari TB resisten
obat ini adalah penderitanya harus mengonsumsi obat lini kedua yang memiliki
efek samping lebih ringgi. Serupa dengan TB ‘biasa,’ TB resisten obat juga
menyebabkan kematian pada penderitanya malah peluang menyebabkan kematiannya
lebih tinggi karena obat yang digunakan jarang ada di pasaran dan tentu
biayanya jauh lebih mahal. Bila TB ‘biasa’ bisa diobati selama 6-12 bulan
dengan biaya sekitar $17,000, MDR TB memakan waktu pengobatan 24 bulan dan
biaya sampai $134,000 bahkan lebih
Lalu kenapa bisa terjadi TB resisten obat? TB jenis ini umumnya muncul
karena terjadi kesalahan dalam penggunaan obat atau juga karena penderitanya
tidak patuh dalam pengobatan. Secara garis besar pencetus munculnya TB resisten
obat adalah sebagai berikut:
1. Pada penderita
yang tidak menyelesaikan pengobatannya secara tuntas
2. Saat pemberi
layanan kesehatan meresepkan obat yang salah, dosis yang salah, atau durasi
pengobatan yang salah.
3. Saat persediaan
obat tidak memadai
4. Obat-obatan TB
kurang kualitasnya
TB resisten obat biasa terjadi pada penderita TB dengan kategori
berikut:
1. Tidak meminum
obatnya secara rutin
2. Tidak
menghabiskan obatnya
3. Penderita TB
kambuhan (pernah mendapat pengobatan TB sebelumnya)
4. Berasal dari
daerah yang umum terjadi TB resisten obat
5. Kontak dengan
penderita TB resisten obat
TB resisten obat pun menular lewat udara, lewat droplet penderita yang
terpapar ke orang lain. Jadi, penderita TB resisten obat ini bukan hanya pasien
bandel yang dulunya tidak patuh pengobatan, tetapi juga pasien baru yang belum
pernah mengalami TB paru sebelumnya. Cara mengetahui penderita TB resisten paru
harus melalui serangkaian tes yang memakan waktu lama, karena itu pengobatannya langsung saja
dimulai dengan regimen pengobatan empiris dari ahli sejak si pasien dicurigai
menderita TB resisten obat. Bila hasil uji telah keluar, regimen pengobatan
baru disesuaikan dengan hasil ujinya. Sama dengan TB biasa, penderita TB
resisten obat ini harus dipantau ketat agar patuh terhadap pengobatan.
Cara terbaik untuk menangani penyakit ini terutama untuk mempersempit
penyebarannya adalah dengan cara pencegahan. Bagaimana caranya?
1. Patuh terhadap
pengobatan seperti yang diminta oleh petugas kesehatan
2. Tidak boleh
terlewatkan dosisnya
3. Tidak boleh
dihentikan pengobatannya secara dini
4. Bila terjadi
permasalahan saat pengobatan, segera hubungi petugas kesehatan agar dapat
dicari solusi yang tepat.
5. Hindari kontak
langsung dengan pasien yang diketahui menderita TB resisten obat.
Demikianlah. Bila saat ini kita sedang menderita TB, habiskanlah obat yang diberikan oleh petugas kesehatan tanpa terputus. Selain untuk sembuh, juga untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap obat TB. Karena menderita TB resisten obat itu ngeri, kawan!
0 Comments